YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Wednesday, May 3, 2017

ALAM PIKIRAN MANUSIA

BAB I 
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tuhan menciptakan dua makhluk dimuka bumi, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia. Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling berhasil dalam persaingan hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik, seperti: ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki kemampuan otak yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan lebih mudah untuk beradabtasi dengan lingkungannya.
Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Dalam makalah ini, kelompok kami akan membahas tentang “Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya”. Bagaimana hakikat manusia dan keingintahuannya, perkembangan pikiran manusia, serta bagaimana sejarah pengetahuan manusia.
B.     Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini yang berjudul “Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya” mempunyai beberapa rumusan masalah yaitu :
1.      Apa hakekat alam pikiran manusia yang sebenarnya dan bagaimana sifat keingintahuannya?
2.      Bagaiman perkembangan fisik, sifat, dan pikiran manusia?
3.      Bagaimana sejarah pengetahuan manusia?
C.    Tujuan Penulisan Makalah
Makalah Ilmu Kealaman Dasar ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
  1. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Ilmu kealaman Dasar sebagai salah satu proses perkuliahan.
  2. Untuk mengetahui bagaimana alam pikiran manusia yang sebenarnya dan sifat keingintahuannya 
  3. Untuk mengetahui perkembangan fisik, sifat, dan pikiran manusia
  4. Untuk mengetahui alam pikiran manusia dan perkembangannya

BAB II
PEMBAHASAN 
A.    Hakikat Manusia dan Keingintahuannya
Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya.
1.      Kelebihan Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya
Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain :
a)      Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b)      Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
c)      Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d)     Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e)      Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
f)       Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).
2.      Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angin, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini nampak berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah (eksplorasi) dari satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau atau binatang yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burung-burung bergerak dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang. Setelah mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu. Itulah “pengetahuan” dari burung tadi. Burung juga memiliki “pengetahuan” bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana dengan monyet yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik kehidupan monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam sekitar itu didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Isaac Asimov (1972) disebut sebagai “Idle Curiousity” atau “Instinct” Instink itu berpusat pada satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Bagaimana dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu “kemampuan berpikir” dengan kata lain “curiousity-nya” tidak “idle” tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu tentang “apa”-nya, mereka juga ingin tahu “bagaimana” dan “mengapa” begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian itu berlangsung berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikianlah juga dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya. Manusia mempunyai rasa ingin tahu ( curiousty ) yang tinggi dan selalu berkembang. Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya sebatas digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan saja. Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia dimulai dengan timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya. Adanya kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu manusia terhadap alam semesta ini . Jawaban tehadap berbagai banyak pertanyaan manusia terhadap peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.
3.      Sifat Keingintahuan Manusia
Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab semua rasa ingin tahu manusia sering mereka – reka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo science. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu .
Cara memperoleh sains semu ( pseudo sains ), antara lain :
  1. Mitos
  2. Wahyu
  3. Otoritas dan tradisi
  4. Prasangka
  1. Intuisi
  2. Penemuan kebetulan
  3. Cara – coba – ralat
Pada zaman Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola pikir yang lebih maju dari pola pikir mitos, dimana terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Aliran ini disebut rasionalisme. Lebih lanjut lagi dikenal dengan metode deduksi yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada suatu yang bersifat umum (Premis mayor) menuju ke yang khusus (Premis minor). Dasar metode ilmiah sekarang adalah metode induksi, yang intinya adalah bahwa pengambilan keputusan dan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau eksperimen.
B.     Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia.
1.    Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki.Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2.    Perkembangan Sifat dan Pemikiran Manusia
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak yang menetap.Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini.Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a.       Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik.Pada periode ini,perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat.Ia mulai belajar makan,berjalan,berbicara,dan mengikatkan diri pada orang lain.Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
b.      Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional,dengan kisaran usia 2 – 7 tahun.Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar,sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya.Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan.Namun,pada masa ini pengungkapannya sering menggunakan lambang – lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya menggunakan kotak kosong.
c.       Masa Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun.Pada periode ini,anak sangat aktif,ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik.Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “ masa tenang”,karena proses perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu.Perolehan pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan),walaupun sudah dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
d.      Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Masa remaja disebut juga periode operasional formal ( 11 – 15 tahun).Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik),baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang dewasa.Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang dewasa,padahal secara fisik,mental,dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.
e.       Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri.Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik,menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung jawab.
C.    Sejarah Pengetahuan Manusia
Manusia selalu merasa ingin tahu, maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui dan wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya.
Auguste  Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap sejarah perkembangan manusia, yaitu 1) teologi, 2) metafisis, dan 3) positif. Perkembangan ini dapat dipahami atau dapat dianalogikan juga sebagai perkembangan individu manusia dari masa anak-anak, remaja, hingga dewasa. Comte menyejajarkan tahap teologi seperti masa anak-anak, tahap metafisis seperti masa remaja, dan tahap positif seperti masa dewasa. Dengan anggapan seperti itu Comte mensintesiskan bahwa perkembangan pikiran manusia itu berlangsung sesuai tahapan itu secara keseluruhan.
Melalui teori tiga tahap ini, refleksi dari sejarah manusia merupakan pangkal yang memimpin Comte memformulasikan teori yang berdasarkan pada filsafat positifnya.  Ia menghubungkan tahapan ini dengan fase hidup individu dan melihat fase ini dengan kaca mata sejarah yang lebih luas. Teori tiga tahap ini merupakan jalan sederhana untuk mendekatkan diri pada filsafat positifnya.
Tahap pertama yaitu teologi. Ini dimengerti oleh Comte sebagai being. Dalam fase ini manusia mencari sebab-sebab terakhir di belakang peristiwa-peristiwa alam dan menemukannya dalam kekuatan-kekuatan adimanusiawi. Pada masa anak-anak ini secara instingtif manusia mencoba menjelaskan fenomena-fenomena. Manusia mencari penyebab sejati dari yang tidak diketahui yang dianggap berasal dari benda berjiwa dan sesuatu yang menyerupai manusia. Oleh Comte, mentalitas animistik ini didiskripsikan sebagai tahap fetisisme. Lalu pada tahap berikutnya berkembang politeisme yang memproyeksikan kekuatan alam menjadi bentuk dewa-dewa. Berikutnya dewa-dewa politeisme ini dilebur menjadi satu konsep Tuhan monoteisme. Inilah urutan sub - bagian dari fetisisme, politeisme, hingga monoteisme yang terdapat bersama di dalam tahap teologi.
Tahap kedua sebagai tahap metafisis. Pada tahap metafisis ini, penjelasan aktifitas kehendak ilahi diganti menjadi idea-idea fiksi seperti ether, prinsip-prinsip penting, dll. Masa transisi dari tahap teologi ke metafisis ini telah selesai ketika konsep supernatural dan dewa-dewa digantikan oleh konsep all-inclusive Nature.
Tahap ketiga yaitu tahap positif. Tahap ini dikatakan sebagai masa dewasa dari mentalitas. Pada tahap ini, pikiran memusatkan diri pada fenomena atau fakta hasil observasi dimana itu semua digolongkan di bawah hukum umum deskriptif umum, seperti hukum gravitasi. Dengan adanya hukum-hukum deskriptif ini akan membuat berbagai prediksi menjadi nyata. Dan memang, sasaran dari pengetahuan positif yang sejati adalah kemampuan untuk memprediksi dan mengontrol. Pengetahuan positif itu sejati ( real ), pasti ( certain ), dan berguna (useful). Meskipun pikiran bahwa pengetahuan positif itu pasti, namun Comte juga mendesak bahwa ini harus ditatapkan pada perasaan relatif. Ini karena kita tidak bisa mengetahui keseluruhan alam semesta. Pengetahuan positif ini juga relatif dimana proses mencari yang absolut ditinggalkan. Dengan kata lain, pengetahuan positif tidak mampu mengetahui penyebab terakhir. Comte selalu menganggap ini hanyalah masalah pada masa teologi dan metafisis. Lalu teori tiga tahap memiliki sedikit hubungan dengan reorganisasi masyarakat. Comte juga menggolongkan tahap tersebut dengan bentuk organisasi sosial. Tahap teologi diasosiasikan dengan kepercayaan pada otoritas absolut, kebenaran ilahi dari raja, dan golongan sosial yang berbau militer. Dengan kata lain, golongan sosial didapatkan melalui otoritas atas. Lalu dalam tahap metafisis ada kepercayaan pada hukum-hukum abstrak. Dan yang terakhir tahap positif yang diasosiasikan dengan perkembangan masyarakat industri. Dalam tahap ini, kegiatan ekonomi menjadi perhatian dan terdapat para elit dalam ahli ilmu pengetahuan yang mengorganisasikan kelompok masyarakat.
Bagi Comte, abad pertengahan itu merupakan representasi tahap teologi. Masa pencerahan sebagai representasi tahap metafisis. Lalu masa dimana Comte hidup merupakan awal tahap positif. Dari tiga tahap perkembangan manusia ini dapat diambil dua point.
 Pertama, berhubungan dengan kepercayaan. Comte menyatakan kepercayaan kita ini kerdil karena tidak didasarkan akal sehat dimana tidak ada alasan positif untuk percaya bahwa ada Tuhan yang transenden. Dengan kata lain, penyebaran ateisme adalah ciri-ciri perkembangan pikiran pada masa dewasa ini.
Kedua, berhubungan dengan korelasi tiga tipe organisasi sosial dengan tiga tahap perkembangan manusia.Dalam kajian ini Comte mau mengungkapkan semakin intelektual manusia maju maka perkembangan sosial dapat berjalan lebih cepat. Ini dikarenakan ada suatu rencana sosial yang dilakukan oleh para elite pengetahuan juga ada suatu apriaori bahwa semakin mental maju maka kemajuan sosial akan lebih cepat tercapai.
Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metefisika. Mitologi adalah pengetahuan tentang  mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan pancaindra manusia serta keinggintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), eliptika (bidang edar matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
Tongkak sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales (624-546) seorang astronom, pakar dibidang matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya mementulkan sinar matahari,dan lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya seperti Anaximander, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan sebagainya.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam semesta yang belum terungkap.
BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Adapun simpulan yang dapat diperoleh dalam makalah ini, yaitu;
Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Hal ini pula yang membedakannya dengan makhluk lain (hewan). Sifat keingin tahuan manusia yang ingin mengetahui sebab-akibat, apa, mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi menyebabkannya memperoleh pengetahuan baru dan semakin berkembang. Sehingga Auguste Comte memformulasikan menjadi tiga tahap perkembangan manusia, yaitu 1) teologi, 2) metafisis, dan 3) positif.
B.     SARAN
Adapun saran penulis kepada pembaca, yaitu:
Ø  Hendaknya pembaca dapat lebih selektif dalam menerima informasi
Ø  Diharapkan pembaca dapat memperoleh pengetahuan dalam makalah ini sehingga dapat memberikan paradigma baru mengenai perkembangan manusia dan alam pikirannya
Ø  Diharapkan pembaca dapat mengembangkan makalah ini, sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka