1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
2. Kebutuhan yang relevan dengan perilaku dalam organisasi
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, S. (2014). Manajemen sumber daya manusia lanjutan. Yogyakarta:Deepublish.
Menurut
Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu
berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat
membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah
resmi di akui dalam dunia psikologi. Kebutuhan
tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan
sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan
melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya,
namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini.
- Lima
tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai berikut (disusun
dari yang paling rendah) :
1.
Kebutuhan Fisiologis
Contohnya
adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan
biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain
sebagainya.
2.
Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh
seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit,
bebas dari teror, dan semacamnya.
3.
Kebutuhan Sosial
Misalnya
adalah : Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis,
dan lain-lain.
4.
Kebutuhan Penghargaan
Dalam
kategori ini dibagi menjadi dua jenis, Eksternal dan Internal.
–
Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan
banyak lagi lainnya.
–
Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi
tingkat ini tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk
merasakan kepuasan dalam hidupnya.
5.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Menurut
Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia
untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow
sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat
untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut
kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul
setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai.
2. Kebutuhan yang relevan dengan perilaku dalam organisasi
Teori
jenjang kebutuhan. Teori bahwa manusia mempunyai banyak kebutuhan dan keinginan
yang tersusun sedemikian hingga bila satu kebutuhan telah terpenuhi maka
manusia tersebut akan berusaha akan memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih tinggi
telah dikemukan beberapa tahun lalu. Pada setiap saat, sesorang akan berusaha
memuaskan kebutuhan yang berbeda-beda dan kebutuhan-kebutuhan inilah yang
menentukan perilaku manusia. Jenjang kebutuhan manusia bergerak mulai dari
kebutuhan fisik dasar seperti kebutuhan akan makan dan tidur, sampai kebutuhan
psikologis akan makanan yang lebih baik, gengsi dan status serta kenikmatan
hidup. Teori ini menyiratkan bahwa sistem pengendalian manajemen haruslah
didasarkan pada keinginan manusia untuk memuaskan kebutuhannya, yang berbeda
setiap saat, untuk setiap keadaan dan bagi orang yang berbeda. Manajemen senior
mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari kebutuhan dan keinginan
manajemen yunior. Sistem pengendalian manajemen harus dirancang dengan memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan ini agar para anggota organisasi dapat diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.
ANALISA
A. Kebutuhan
fisiologis berada di paling dasar sebuah piramida yang digambarkan oleh Maslow
karena kebutuhan fisiologis seperti oksigen untuk bernafas ini akan dibutuhkan
oleh semua orang siapa pun itu. Setelah itu ada kebutuhan akan rasa aman,
setiap orang pasti ingin hidupnya aman dan nyaman maka dari itu makhluk hidup
akan mencari akan keamanan bagi dirinya. Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa
aman orang menginginkan akan rasa sayang atau cinta, tidak dapat dipungkiri
bahwa setiap orang menginginkan
cinta agar tidak merasa kesepian
dan keterasingkan. Kemudian setelah orang puas akan kebutuhan cinta lalu akan
memiliki kebutuhan esteem, yang dimaksud kebutuhan esteem disini ialah sebuah
pengakuan diri dari orang lain, jika sudah mendapatkan sebuah pengakuan diri
pastilah akan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Yang terakhir setelah ke-empat kebutuhan itu
terpenuhi orang akan memiliki kebutuhan akulturasi yang dimaksudkan adalah bagaimana
seharusnya yang dilakukan orang tersebut karena telah lahir ke dunia ini.
B. Teori
perilaku organisasi bertumpu pada bagaimana sebuah organisasi (perusahaan)
dapat mengetahui perilaku orang-orang yang ada di dalamnya, untuk bersama-sama
mencapai tujuan yang telah digariskan oleh organisasi. Dimana pihak manajemen
perusahaan (organisasi) haruslah mengetahui perilaku masing-masing orang di
dalam sebuah organisasi memiliki karekteristik yang berbeda-beda dan sangat
kompleks, meliputi karekteristik psikologis, pribadi, fisik dan nilai, serta
juga dipengaruhi berbagai faktor organisasi dan lingkungan ekstern. Teori
Perilaku Organisasi berdampingan atau berlandaskan pada konsep teori jenjang
kebutuhan dan teori motivasi pencapaian, untuk mengetahui bagaimana atau
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi orang untuk berperilaku dalam
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, S. (2014). Manajemen sumber daya manusia lanjutan. Yogyakarta:Deepublish.
Donnelly, G.I. (1985).
Organisasi. Jakarta: Erlangga
KenBlanchard, P.H. (1982).
Manajemen perilaku organisasi.
Jakarta: Erlangga
Thoha, M. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada
Rivai, V. (2007). Kepemimpinan dan perilaku organisasi.
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
No comments:
Post a Comment